Senin, 23 Maret 2009

ARYA SAMANTABHADRA PRANIDHANA


Memasuki Tingkat Kebebasan Tiada Tara
Melalui Praktek Dan Sumpah Bodhisattva Samantabhadra


Ketika Bodhisattva Mahasattva Samantabhadra telah selesai membabarkan dan memuji kebajikan tiada banding para Tathagata, Ia berkata demikian kepada Sudhana Kumara dan juga pesamuhan para Bodhisattva: “Wahai Orang Yang Berhati Mulia, jasa serta kebajikan tak terhingga para Tathagata sungguh agung serta menakjubkan. Seandainya hal itu satu persatu diuraikan oleh semua Buddha dari kesepuluh penjuru secara bergantian dalam kurun waktu berkalpa-kalpa yang tak terhitung serta tak terlukiskan, di alam-alam para Buddha yang sebanyak butir debu jumlahnya, mereka tak akan dapat menyelesaikannya. Barangsiapa berkehendak untuk mencapai tingkat kebajikan yang maha luhur ini, pencapaiannya bergantung pada terealisasinya sepuluh pranidhana agung; ikrar kehendak yang luas serta luhur, serta sungguh-sungguh menjalankannya. Apakah sepuluh pranidhana agung itu? Itu adalah:

1. Menghormati serta memuja semua Buddha setinggi-tingginya.
2. Menyebar luaskan kebajikan dan memuji keagungan para Tathagata.
3. Melakukan persembahan yang megah untuk menghormati para Buddha.
4. Menyesali serta mengakui perbuatan jahat dan karma buruk sendiri.
5. Bersimpati serta beranumodana atas kebajikan yang dilakukan oleh makhluk lain.
6. Memohon kepada para Buddha agar memutar Dharmacakra.
7. Memohon kepada para Buddha agar tetap tinggal didunia.
8. Menjadi penganut ajaran para Buddha yang penuh keyakinan selama-lamanya.
9. Senantiasa harmoni dengan makhluk-makhluk lain.
10. Melimpahkan seluruh kebajikan sendiri demi kebajikan semua makhluk.

Sudhana Kumara berkata kepada Bodhisattva Samantabhadra: “Apakah yang harus kami ikuti, Oh Yang Suci, untuk mengikuti kebajikan itu, dari melakukan penghormatan kepada para Buddha hingga melimpahkan kebajikan diri sendiri kepada semua makhluk?”

Bodhisattva Samantabhadra kepada Sudhana Kumara menjawab: “Wahai Orang Yang Berhati Mulia, sebagaimana yang telah dikatakan mengenai penghormatan kepada semua Buddha, artinya bahwa melalui kekuatan kebajikan dan pranidhana dari Bodhisattva Samantabhadra, Aku memiliki keyakinan yang dalam dan pemahaman yang luas, seakan diriku berhadapan muka secara simultan dengan semua Buddha dari seluruh alam para Buddha yang bagaikan debu yang berterbangan jumlahnya, diseluruh Dharmadhatu dan kehampaan angkasa di sepuluh penjuru, serta di ketiga masa. Aku memuja serta memujinya terus-menerus melalui perbuatan suciku dengan tubuh, ucapan serta pikiran.

Dihadapan setiap Buddha yang terdapat dialam-alam Kebuddhaan, aku hadir dengan mengubah diriku menjadi tak terhitung dan tak terlukiskan sebanyak butiran debu. Dengan masing-masing bentuk penjelmaanku, aku menyampaikan penghormatan kepada semua Buddha disetiap alam Buddha, dimana para Buddha tersebut banyaknya laksana butiran debu.

Penghormatanku akan berakhir bilamana batas angkasa yang mebentang berakhir, oleh karena luasnya angkasa tanpa batas, begitu pun halnya penghormatanku kepada para Buddha juga tak akan berakhir. Demikian pula, bilamana hamparan makhluk hidup berakhir, karma-karma dari makhluk-makhluk hidup telah berakhir, penderitaan makhluk hidup berakhir; oleh karena semua itu juga tanpa akhir: demikian pula dengan penghormatanku kepada semua Buddha juga tanpa akhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, dan dengan perbuatan tubuh, ucapan serta pikiran tanpa lelah.

“Selanjutnya, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah maksudnya “menyebar luaskan dan memuji keagungan para Tathagata?” Itu maksudnya adalah bahwa dalam setiap butir debu diseluruh dunia, di sepuluh penjuru, serta di ketiga masa, sepanjang kurun waktu Dharma serta kehampaan angkasa; dalam setiap butiran debu para Buddha bersemayam, yang sebanyak butiran debu di seluruh dunia. Masing-masing Buddha dikelilingi oleh pesamuhan para Bodhisattva, yang seluas samudera.

Aku akan menggunakan pemahamanku yang dalam serta pengetahuan biasa ku untuk mendalaminya hingga aku dapat memahami sepenuhnya, selanjutnya saat aku memujinya dengan kata-kataku menganggap hal itu sama dengan kemerduan serta kefasihan lidah Dewi Saraswati. Setiap lidah mengeluarkan samudera segala suara yang tak terhingga, setiap suara mengeluarkan samudera berbagai ucapan yang tak terhingga, mengutarakan samudera kebajikan dari para Tathagata. Puji-pujian yang demikian akan berlangsung secara terus-menerus tanpa jeda, melintasi sepanjang waktu yang tanpa akhir serta alam-alam Dharmadhatu yang tak terhitung.

Puji-pujianku akan berakhir manakala kehampaan angkasa berakhir, hamparan makhluk hidup berakhir, karma-karma makhluk hidup berakhir, ataupun penderitaan makhluk hidup berakhir. Akan tetapi karena segala sesuatu dari kehampaan angkasa hingga penderitaan makhluk hidup adalah tanpa akhir; begitu pula halnya puji-pujianku juga tanpa akhir; pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda; melalui kegiatan tubuh, ucapan dan pikiran tanpa lelah.

Kemudian, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah maksud “melalui persembahan yang berlimpah didasari sikap hormat kepada para Buddha?” Itu maksudnya bahwa didalam sebutir debu yang kecil kediaman para Buddha dari masa kurun waktu Dharma dan kehampaan angkasa, dan dari kesepuluh penjuru serta ketiga masa, dalam setiap butir debu berdiam Buddha, yang sebanyak butiran debu diseluruh jagat raya. Masing-masing Buddha dikelilingi oleh samudera luas pesamuhan para Bodhisattva, dimana, aku memiliki keyakinan yang dalam dan penghormatan dengan pemahaman melalui kekuatan pranidhana Bodhisattva Samantabhadra. Aku akan mempersembahkan kepadanya benda-benda yang sangat langka dan menakjubkan seperti awan bunga, untaian awan, awan musik surgawi, awan tenunan surgawi, awan busana surgawi; segala bentuk wewangian surgawi, balsem wangi, dupa harum, serbuk wewangian, masing-masing sebesar Gunung Sumeru. Aku akan mempersembahkan lampu penerang berbagai rupa, seperti pelita krim, pelita minyak, pelita wewangian harum. Sumbu masing-masing pelita dengan ukuran sebesar Gunung Sumeru, dan minyak bahan bakarnya masing-masing seluas air samudra. Tanpa henti aku akan mempersembahkan persembahan-persembahan yang demikian, sebagai penghormatan.

Wahai Orang Yang Berhati Mulia, diantara seluruh persembahan, mahkota dari semua itu adalah persembahan Dharma. Persembahan yang demikian disebut: persembahan “Mengikuti Ajaran (Semua Buddha), persembahan kebajikan demi semua makhluk, persembahan berupa memikul pada diri sendiri penderitaan makhluk hidup yang lain, persembahan memperkuat akar kebajikan dengan tekun, persembahan tiada menyimpang dari sumpah Bodhisattva; dan persembahan tak menyimpang, dari belas kasih Bodhicitta.”

Wahai Orang Yang Berhati Mulia, memang benar kebajikan yang diperoleh dari benda-benda persembahan, seperti yang telah disebutkan, adalah sungguh tiada terbilang; meskipun demikian, dibandingkan dengan sekali mengajarkan Dharma (ia tak berarti). Kebajikan tersebut, tak akan sebanding dengan seratus bagian (kebajikan dari sebuah pengajaran Dharma); bahkan juga tidak, dalam seratus ribu koti bagian, nayuta bagian, kalana bagian dan upanishad bagian.

Mengapa demikian? Karena Dharma dijunjung tinggi oleh semua Tathagata. Bahkan, semua Buddha berasal dari Dharma, dengan menyempurnakan kegiatanya yang sejalan dengan Dharma. Jika Bodhisattva melakukan persembahan Dharma (kepada Buddha), persembahannya kepada para Tathagata menjadi sempurna. Demikianlah Bodhisattva mempersembahkan persembahan yang benar kepada Tathagata.

Persembahanku yang sedemikian besar serta mulia kepada para Buddha hanya akan berakhir bilamana kehampaan angkasa berakhir, hamparan makhluk hidup berakhir, karma-karma makhluk hidup berakhir, penderitaan makhluk hidup berakhir. Akan tetapi oleh karena segala sesuatu, dari kehampaan angkasa hingga penderitaan semua makhluk adalah tiada akhir; demikian pula halnya kehendaku untuk melakukan persembahan kepada para Buddha juga tanpa akhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, kegiatan melalui tubuh, ucapan dan pikiran tanpa rasa lelah.

Sekali lagi, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah maksud dengan “mengutarakan dan mengakui perbuatan jahat serta karma buruk kita”? Seorang Bodhisattva akan berpikir demikian: seluruh perbuatan-perbuatan jahat yang telah kulakukan hingga saat ini selama berkalpa-kalpa yang tanpa awal mula dimasa lampau, disebabkan oleh noda nafsu keinginan, kebencian dan kebodohan, yang dilakukan melalui tubuh, ucapan serta pikiran sungguh tak terhitung banyaknya. Bilamana perbuatan tersebut mengambil bentuk dan dalam rupa perwujutan, seluruh ruang angkasa yang hampa, yang tak terbatas itu, tak akan dapat menampungnya. Aku sekarang mengakui serta mengungkapkan seluruhnya, dengan perbuatan penyucian tubuh, ucapan dan pikiranku, dan dengan ketulusan hati, berjanji pada diriku sendiri sejak saat ini tak akan berbuat jahat. Aku akan senantiasa menjaga diriku sehingga tetap suci dalam pantangan-pantangan ajaran, dan dalam seluruh praktek pelaksanaan sila.

Aku akan melakukan pengakuan yang demikian dihadapan semua Buddha dan Bodhisattva dari semua dunia dan semua lingkaran Dharma yang jumlahnya bagaikan butiran debu. Pengakuan ku akan berhenti bilamana kehampaan angkasa berakhir, hamparan makhluk hidup berakhir, karma-karma makhluk hidup berakhir, penderitaan makhluk hidup seluruhnya berakhir. Namun karena semua itu, mulai dari kehampaan angkasa, hingga penderitaan makhluk hidup adalah tanpa akhir, begitu pula halnya dengan pengakuan ku juga tak akan berakhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, dalam kegiatan tubuh, ucapan dan pikiran tanpa lelah.

Sekali lagi, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah maksudnya “bermuditacitta dan bersukacita atas perbuatan baik dan kebajikan makhluk lain?” Dialam para Buddha, para Buddha, yang sebanyak butiran debu dari seluruh dunia, diseluruh lingkaran Dharma dan kehampaan angkasa, dari sepuluh penjuru dunia, serta ketiga masa, telah mencurahkan hidupnya pada tujuan utama untuk mencapai segala bentuk kebijaksanaan, dan dengan penuh ketekunan menimbun kebajikan. Oleh karena mereka mulai mengarahkan batinnya, sepanjang jangka waktu selama berkalpa-kalpa yang tak terkatakan serta tak terbilang, dan dialam para Buddha yang sebanyak butiran debu diseluruh dunia. Dalam setiap kalpa, telah mengorbankan kepala, mata, tangan dan juga kakinya, dalam jumlah yang tak terkatakan serta tak terhitung bagaikan banyaknya butiran debu dialam para Buddha, setelah mengatasi segala kesulitan, dan mencapai seluruh tugas yang sangat berat, menyempurnakan berbagai tingkatan paramita, menyelami kebijaksanaan Kebodhisattvaan dalam pengalaman nyata, dan mencapai Bodhi tertinggi sebagai seorang Buddha hingga memasuki Parinirvana, dimana mereka meninggalkan reliknya. Terhadap seluruh akar kebajikan yang demikian aku bermuditacitta dan bersukacita.
Bahkan, apapun bentuk kebajikan atau jasa yang mungkin dimiliki oleh makhluk hidup manapun, apakah yang berada dikeenam alam kehidupan, ataupun yang menjadi bagian dari keempat macam kelahiran, atau makhluk hidup dalam bentuk apapun didunia disepuluh penjuru, melalui kebajikan yang demikian yang sebanyak butiran debu, semoga, semua akan mendapatkan dukungan dariku dan memperoleh perhatian. Atas semua hal itu aku bersukacita.
Sekali lagi, semua Sravaka, Pratyeka Buddha, Arhat serta mereka yang masih menempuh jalan pengendalian diri, semua makhluk-makhluk suci dari kesepuluh penjuru dan dari ketiga masa, kepadanya aku bermuditacitta atas kebajikan apapun mereka, yang mungkin mereka miliki.

Seluruh Bodhisattva yang melalui pengorbanan diri tak terbilang serta pencapaian yang tak terhitung telah mengatasi segala rintangan dan telah menetapkan kehendak untuk mencapai Bodhi tertinggi, aku juga bermuditacitta kepadanya atas kebajikan mereka yang luas.

Demikianlah, meskipun kehampaan angkasa, serta keadaan makhluk hidup, dengan karma-karma makhluk hidup, dengan penderitaan makhluk hidup, meskipun kesemuannya itu berakhir, akan tetapi, mudittacittaku dan kesukacitaanku atas kebajikan semua makhluk tak akan pernah berakhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, dalam kegiatan tubuh, ucapan dan pikiran tanpa perasaan lelah.

Selanjutnya, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah maksud “dengan memohon para Buddha untuk memutar Dharmacakra?” Itu artinya bahwa aku akan menggunakan usaha dengan tubuh, ucapan dan pikiran, serta berbagai usaha yang tepat lainya, serta dengan daya upaya yang sangat tepat, dengan tekun memohon Sang Buddha agar memutar Dharmacakra. Para Buddha tersebut tak terhitung jumlahnya sebanyak butir debu dialam Buddha disepuluh penjuru, dan dari ketiga masa, diseluruh Dharmadhatu serta kehampaan angkasa; setiap butiran debu masing-masing didalamnya berisi alam para Buddha yang sangat luas yang tak terlukiskan serta tak terhitung, sebanyak butiran debu. Disetiap alam bersemayam para Buddha yang tak terlukiskan serta tak terbilang jumlahnya sebanyak butiran debu yang telah mencapai Pencerahan, yang masing-masing dikelilingi oleh samudera pesamuhan para Bodhisattva. Aku terus menerus memohon kepada para Buddha tersebut agar memutar Dharmacakra. Demikianlah, meskipun hamparan kehampaan angkasa telah berakhir, begitu pula dengan keberadaan makhluk hidup, karma-karma makhluk hidup serta penderitaan makhluk hidup, seluruhnya telah berakhir, sebaliknya permohonanku tak akan pernah berakhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, dan dalam kegiatan tubuh, ucapan dan pikiran, tanpa merasa lelah.

Kemudian, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah maksudnya kalimat “memohon para Buddha agar tetap berdiam didalam samsara?” Para Buddha jumlahnya tak terhingga sebanyak butiran debu disepuluh penjuru dan dari ketiga masa meliputi alam Dharmadhatu serta kehampaan angkasa; begitu pula dengan para Bodhisattva, Sravaka, Pratyekabuddha dan Arhat, orang-orang yang sangat terpelajar, dan para upashaka yang terpelajar, ketika mengarahkan pikiran mereka dalam mencapai Nirvana; aku memohon kepada mereka agar tetap tinggal (didalam samsara) dalam kepedulian terhadap makhluk hidup, tidak memasuki Nirvana; meskipun selama kurun waktu berkalpa-kalpa dari alam Buddha yang sebanyak butiran debu, untuk membawa kebajikan bagi semua makhluk. Demikianlah meskipun kehampaan angkasa telah berakhir, begitu pula dengan keberadaan makhluk hidup, karma-karma makhluk hidup serta penderitaan makhluk hidup, meskipun semua itu telah berakhir, sebaliknya, permohonanku kepada para Buddha tak akan berakhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, dan kegiatan tubuh, ucapan dan pikiran, tanpa pernah merasa lelah.

Selanjutnya, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah maksud kalimat “dibawah bimbingan para Buddha selama-lamanya?” Maksudnya adalah, seketika, Sang Buddha Sakyamuni, yang merupakan kendaraan bagi kekuatan Tathagata Vairochana dari Sahaloka, yang sejak awal mula, ketika beliau membangkitkan kehendak (untuk mencapai Kebuddhaan, demi membebaskan semua makhluk dari penderitaan), dan telah membuat kemajuan yang langka dengan terus-menerus mengembangkan upayakausalya, dan juga mengorbankan hidup serta tubuhnya, yang jumlahnya tak terlukiskan dan tak terhitung, demi kebajikan dana paramita. Ia mengupas kulit tubuhnya sendiri untuk dijadikan kertas tulis, menggunakan darahnya sendiri sebagai tinta, dan tulangnya sendiri sebagai alat tulis. Demikianlah kitab suci telah ditulis sebesar Gunung Sumeru. Untuk menjalankan Dharma, ia telah meninggalkan tahta kerajaan, kerajaan, istana, taman serta segala sesuatu yang dimilikinya. Ia tiada menyusut semangatnya dalam daya upaya serta kesulitan dalam usaha, hingga ia mencapai Mahabodhi dibawah pohon Bodi suci. Lalu ia memperlihatkan berbagai abhijnana yang menakjubkan, memunculkan berbagai penjelmaan, menampilkan berbagai aspek Trikaya Buddha, hadir didalam berbagai pesamuhan; seperti pesamuhan para Mahabodhisattva, pesamuhan para Sravaka dan Pratyeka-buddha, pesamuhan para Cakravarti dan raja berkuasa bersama para pengiringnya, pesamuhan para ksatriya, brahmana, tetua, perumah tangga, pesamuham para deva, naga, delapan golongan makhluk istimewa, manusia serta bukan manusia. Pada pesamuhan dan didalam bangunan suci tersebut, ia berbicara dengan suara yang benar-benar menyerupai suara petir, dengan cara yang tepat dan kemahiran, mengajar semua makhluk dalam kehendak demi kebajikan serta kebahagiaan mereka. Demikianlah ia membimbing mereka menuju kematangan Bodhi, hingga ia masuk ke nirvana.

Seluruh contoh-contoh tersebut akan aku ikuti, bukan saja terhadap Sang Sugata Vairochana yang saat ini, namun seluruh Tathagata dari alam-alam para Buddha, yang sebanyak butiran debu dari sepuluh penjuru serta ketiga masa, meliputi Dharmadhatu serta kehampaan angkasa. Aku akan mengikuti teladan dari para Buddha ajaran demi ajaran. Meskipun kehampaan angkasa telah berakhir, dunia makhluk hidup, karma-karma makhluk hidup, penderitaan semua makhluk hidup telah berakhir, praktek yang ku jalani serta mengikuti suri teladan para Buddha tak akan pernah berakhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, aktifitas tubuh, ucapan dan pikiran, tanpa merasa lelah.

Selanjutnya, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah maksud “senantiasa harmonis dengan makhluk hidup?” Maksudnya adalah senantiasa menyantuni dan membawa kebajikan terhadap semua makhluk didunia, disepuluh penjuru serta ketiga masa, diseluruh Dharmadhatu dan di kehampaan angkasa; yaitu makhluk-makhluk yang dikenal sebagai yang terlahir melalui kandungan, melalui telur, melalui kelembaban dan melalui perubahan. Mereka hidup didalam unsur-unsur yang berbeda-beda, baik yang berdiam dibumi, diair, didalam panas, ataupun diudara. Juga terdapat beberapa makhluk hidup yang berdiam diangkasa, hidup dihutan dan semak belukar. Terdapat bermacam-macam jenis, bentuk, penampilan, masa hidup, nama, sifat-sifat, pengertian, kebiasaan, ciri-ciri, sikap, adat istiadat serta jenis makanan. Mereka berdiam di tak terbilang tempat berdiam; di kota-kota, di desa-desa, di kota-kota kecil dan istana.

Mereka termasuk didalamnya para dewa, naga, delapan jenis makhluk-makhluk surgawi, manusia dan bukan manusia; beberapa tidak berkaki, beberapa berkaki dua, beberapa berkaki empat, dan lainnya memiliki banyak kaki; beberapa dengan wujut, beberapa tanpa wujut; dengan indria, tanpa indria, serta yang dengan ataupun tanpa indria. Kesemuanya itu harus dipikirkan dan dilayani olehku, seperti perhatian yang saya tunjukkan sebagai anak kepada orang tuaku, atas penghormatanku terhadap Guruku, kepada yang lebih tua dan Arhat, hingga pada para Tathagata, seluruhnya dengan cara yang sama.

Aku akan menjadi seorang tabib bagi mereka yang sakit, pembimbing bagi mereka yang telah menyimpang dari jalan benar. Aku akan menjadi pelita penerang bagi mereka yang berjalan didalam kegelapan. Aku akan menyebabkan mereka yang miskin dan terabaikan menemukan harta yang tersembunyi. Seorang Bodhisattva harus melakukan kebajikan bagi semua makhluk dengan perlakuan yang sama, dan menumpahkan perhatian belas kasihnya terhadap semua makhluk dengan merata. Mengapa? Karena jika seorang Bodhisattva melayani semua makhluk hal itu sama dengan melayani para Buddha dengan penuh pengabdian. Memperlakukan semua makhluk dengan sangat hormat serta memperlakukan mereka dengan pelayanan yang penuh hormat, hal itu sama dengan menghormati dan melayani para Tathagata. Membuat semua makhluk bahagia, adalah membuat senang para Tathagata. Mengapa? Karena Mahakarunika-citta ‘Pikiran maha belas kasih’ adalah sari Kebuddhaan. Demi kebajikan pembebasan semua makhluk, mengembangkan Mahakaruna ‘Maha belas kasih’, dan dari Mahakaruna lahirlah Bodhicitta, dan dari Bodhicitta timbulah Pencerahan.

Hal ini menyerupai pohon Bodhiraja yang tumbuh dialam liar serta padang pasir gersang, jika akarnya di airi dengan baik, kita akan melihat ia tumbuh berkembang dengan dahan yang lebat, bermekaran dalam kecemerlangannya serta berbuah dengan lebatnya. Ia akan hidup dalam ukuran yang sempurna dari keberadaannya yang sebenarnya. Sebuah pohon Bodhiraja bahkan demikian, semua makhluk adalah akar dari pohon Bodhi, para Buddha dan Bodhisattva adalah buah serta bunganya. Jika menggunakan air Mahakaruna pada semua makhluk, pohon Bodhi akan dipenuhi oleh bunga, dan berbuah kebijaksanaan para Buddha dan Bodhisattva. Mengapa demikian? Jika Bodhisattva menggunakan amritha Mahakaruna untuk membawa kebajikan bagi semua makhluk, mereka akan mencapai Pecerahan Sempurna Tertinggi. Itulah sebabnya makhluk hidup sungguh penting bagi tercapainya Bodhi; karena tanpanya, tak akan ada Bodhisattva yang dapat mencapai Pencerahan Sempurna Tertinggi. Renungkanlah Wahai Orang Yang Berhati Mulia, kebenaran atas perumpamaan ini. Pandanglah semua makhluk dengan hati yang tidak bias serta dalam kesetaraan, dengan demikian Mahakaruna akan membawa pada tingkat kesempurnaan serta keutuhannya. Menumpahkan Mahakaruna terhadap semua makhluk, adalah sama dengan melayani para Tathagata.

Belas kasih ku merengkuh semua makhluk tak akan pernah berakhir. Meskipun kehampaan angkasa telah berakhir, dunia makhluk hidup, karma-karma makhluk hidup dan penderitaan makhluk hidup seluruhnya telah berakhir, sebaliknya, belas kasih ku yang tanpa batas adalah tanpa akhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, kegiatan tubuh, ucapan dan pikiran, tanpa perasaan lelah.

Kembali, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, apakah makna “melimpahkan seluruh kebajikan sendiri?” Ini maksudnya adalah bahwa seluruh kebajikan diri sendiri yang didapatkan dari ikrar pertama yaitu menyampaikan perlindungan serta penghormatan tertinggi kepada semua Buddha, dan seterusnya hingga mencakup juga ikrar untuk melimpahkan seluruh kebajikan diri sendiri kepada semua makhluk. Semua itu harus dilimpahkan kepada semua makhluk diseluruh Dharmadhatu serta hamparan semesta raya yang tak terhingga, agar mereka senantiasa tenteram serta bahagia, bebas dari sakit maupun penderitaan. Aku akan melihat niat buruk semua makhluk tak akan terlaksana, dan segala kehendak baik mereka segera tercapai. Aku akan menutup pintu jalan yang menuju alam rendah, dan membuka jalan benar menuju Nirvana bagi manusia serta dewa. Bila makhluk hidup menderita penderitaan yang sangat mengerikan dalam membayar timbunan perbuatan jahatnya, aku akan menggantikannya serta mengambil alihnya dan menanggung pada diriku penderitaan yang telah ditimpakan oleh perbuatan jahat yang mereka lakukan, sehingga mereka akan bebas, hingga pada akhirnya mencapai Bodhi tertinggi. Demikianlah yang dilakukan oleh semua Bodhisattva, mencurahkan dirinya sendiri untuk menumbuhkan kebajikan serta jasa, juga melimpahkan seluruh pahala demi kebajikan bagi semua makhluk.

Cinta kasih ku merengkuh semua makhluk adalah abadi. Meskipun kehampaan angkasa telah berakhir, atau dunia makhluk hidup, karma-karma makhluk hidup dan penderitaan makhluk hidup seluruhnya telah berakhir, sebaliknya belas kasih ku kepada semua makhluk, dengan mengembalikan pahala kebajikanku kepada mereka adalah tanpa akhir. Pikiran mengikuti pikiran tanpa jeda, perbuatan tubuh, ucapan dan pikiran, tanpa merasa lelah.

Wahai Orang Yang Berhati Mulia, demikianlah Sepuluh Ikrar Agung dari semua Bodhisattva Mahasattva secara berurutan. Bodhisattva yang mencapai praktek ikrar tersebut akan membimbing makhluk hidup pada kematangan (Bodhi), dan mencapai Pencerahan Sempurna Tertinggi. Ia akan menyempurnakan samudera Pranidhana Bodhisattva Samantabhadra; karenanya, Wahai Orang Yang Berhati Mulia, engkau harus memahami kebenaran, (serta mencapainya).

Jika seorang pria atau wanita yang baik, memenuhi hamparan alam para Buddha yang tak terbilang, yang tak terbilang dan tak terlukiskan jumlahnya, sebanyak butiran debu disepuluh penjuru, dengan tujuh permata yang langka, serta dengan kebahagiaan tertinggi para manusia dan dewa, semuanya sebagai pemberian kepada makhluk hidup diseluruh semesta. Dan mempersembahkan hal yang sama sebagai penghormatan kepada para Buddha dan Bodhisattva dari seluruh jagat raya; secara terus menerus memberikan persembahan yang demikian selama masa berkalpa-kalpa alam Buddha, sebanyak butiran debu dari jagat raya, yang demikian membawa penimbunan kebajikan yang besar. (Tetapi) Jika dibandingkan dengan kebajikan yang diperoleh oleh seseorang yang hanya mendengarkan Rajapranidhana ini, jumlah timbunan kebajikan yang pertama tersebut, tak akan sebanding dengan seperseratus bagiannya; tidak juga dalam seper seribu bagian, bahkan tidak sedikitpun bagian dari kebajikan (yang terakhir).

Sekali lagi, siapapun yang memiliki keyakinan yang sangat kuat terhadap Mahapranidhana ini, menerimannya, melafalkannya atau menyalinnya, meskipun satu slokha dari empat baris kalimat. Yang demikian akan dengan cepat menyucikan kelima dosa yang tak tertebus, segala bentuk penyakit tubuh, atau derita pikiran, ataupun derita duniawi, bahkan perbuatan jahat yang sebanyak butiran debu dialam para Buddha, kesemuanya akan dibersihkan.

Segala bentuk kekuatan jahat, yaksa, raksasa, kumbanda, pisaca, bhuta, vetala dan orang pemakan manusia, semua jenis makhluk jahat akan dijauhkan darinya, bahkan dengan terus menerus akan melindunginya. Untuk itu, mereka yang melafalkan Pranidhana ini tak akan mendapatkan rintangan kemanapun ia pergi didunia, sebagaimana halnya bulan yang muncul dari gugusan awan gelap. Dipuji oleh para Buddha dan Bodhisattva; ia akan dihormati oleh manusia serta dewa, dan disanjung oleh semua makhluk. Orang baik ini akan bertumimbal lahir dalam tubuh manusia, telah mencapai kesempurnaan atas seluruh kebajikan dan jasa dari Bodhisattva Samantabhadra. Ia akan segera menjadi seperti Bodhisattva Samantabhadra, dengan Nirmanakaya nya yang agung, cemerlang dengan tiga puluh dua Mahapurusalaksana ‘tanda utama dari seorang Mahapurusa’. Jika ia dilahirkan dialam dewa atau manusia, orang seperti itu akan senantiasa terlahir dalam keluarga dari golongan yang terhormat; dan ia akan menghancurkan segala pengaruh buruk, serta dijauhkan dari teman-teman yang merusak. Ia akan terbebas dari segala bentuk nafsu-nafsu indria; ia akan menundukkan orang-orang yang menganut ajaran salah, ia akan seperti Simharaja ‘raja singa’, dapat menaklukan seluruh binatang; ia pantas menerima pemberian dari semua makhluk.

Sekali lagi, jika orang seperti itu berada diambang kematian, pada masa akhir hidupnya, ketika seluruh indrianya meredup dan ia pergi dari seluruh keluarganya, ketika seluruh kekuatan dan kedudukannya telah hilang serta tak ada yang tertinggal, menteri kerajaan, para pejabat agung, istananya yang dalam serta kota-kota diluarnya, gajah serta kuda, kereta, permata dan harta karun batu-batu permata, tak dapat lagi menemaninya, Mahapranidhana agung ini sajalah yang akan tetap bersamanya. Di sepanjang waktu ia akan membimbingnya, dan dalam sekejab ia akan terlahir di Surga Sukhavati, Bumi Suci Kebahagiaan.

Sesampainya disana, ia akan melihat Sang Buddha Amitabha, dikelilingi oleh Bodhisattva Manjushri, Bodhisattva Samantabhadra, Bodhisattva Avalokiteshvara, Bodhisattva Maitreya serta lainya. Kemunculan para Bodhisattva tersebut akan menakjubkan dan kebajikan serta jasa mereka sempurna. Mereka bersama-sama akan mengitarinya.

Orang ini, akan mendapati dirinya terlahir dari sekuntum bunga teratai, akan dianugerahi oleh Sang Buddha dengan prediksi pencapaian Kebuddhaan nya di kemudian hari. Setelah menerima prediksi ia akan melimpahkan kekuatan kebijaksanaannya demi kebajikan semua makhluk sesuai dengan (kekuatan) batin nya. Aktifitas tersebut akan ia lakukan, selama masa berkalpa-kalpa yang tak terlukiskan, disepuluh penjuru yang tak terlukiskan serta tak terhitung jagat raya.

Dengan segera ia akan duduk di Bodhimanda, menakhlukan kekuatan bala tentara mara, mencapai Pencerahan Sempurna Tertinggi, dan memutar Dharmacakra yang menakjubkan. Ia akan menyebabkan makhluk hidup dari tak terhingga alam para Buddha, yang tak terhitung sebanyak butiran debu, mengarahkan batinnya untuk mencapai Bodhicitta. Sesuai dengan kesanggupan mereka serta kematangan mereka, ia akan mengajar, mengubah dan membawa mereka menuju kematangan. Dan ia akan terus melakukannya hingga kalpa selanjutnya, dengan demikian membawa kebajikan yang luas bagi semua makhluk.

Wahai Orang Yang Berhati Mulia, siapapun dari kumpulan manusia yang telah membangkitkan keyakinan ketika mendengarkan Mahapranidhana-raja ini, menyelaminya, membacanya, melafalkannya dan menyebarluaskannya kepada orang lain, kebajikan yang didapatkannya, tiada lain kecuali Kebuddhaan yang akan dicapai. Untuk itu, engkau seharusnya tidak membiarkan awan keragu-raguan meliputi batinmu dalam mendengar Mahapranidhana-raja ini, sebaliknya terimalah dengan seksama, baca, lafalkan dan letakkan ajaran ini kedalam praktek nyata, serta sebar luaskan ia kepada orang lain. Orang yang seperti itu akan menyempurnakan pranidhana ini dalam keyakinan yang bulat, penimbunan kebahagiaannya, akan terkumpul kemudian, tak terbatas. Ia dapat mengangkat semua makhluk dari samudera besar duka dan penderitaan, serta memastikan mereka bertumimbal lahir di surga sebelah barat dari Sang Buddha Amitabha.

Selanjutnya, Bodhisattva Mahasattva Samantabhadra untuk menjelaskan kebenaran ini, berpaling ke kesepuluh penjuru, mengucapkan slokha-slokha berikut ini.


[Penghormatan]

Sebagaimana yang terdapat di kesepuluh penjuru dunia
Para manusia singa, yang melampaui ketiga masa
Aku bersujud kepada mereka semua tanpa terkecuali
Dengan tubuh, ucapan dan pikiran yang tulus. (1)

Berdasarkan kekuatan Arya Samantabhadra-puja untuk memurnikan tindakan
Saya akan melakukan penghormatan kepada semua Bhatara Jina
Dengan beraneka tubuh sebanyak debu di bumi suci
Dan mengingat semua Bhatara Jina dalam batinku. (2)

Saya melihat Dharmadatu terdapat di mana-mana
Yang penuh oleh para Bhatara Jina
Di atas setiap debu bersemayam Bhatara Jina yang bagaikan debu banyaknya
Masing-masing dikelilingi oleh para Jinaputra. (3)

Saya memuji semua Sugata dan mengumandangkan suara
Terhadap kebajikan-kebajikan semua Bhatara Jina
Dengan berbagai ucapan untuk menimbulkan lautan suara
[Dan menyatakan] samudra kebajikannya yang tiada batas. (4)

[Persembahan]

Dengan bunga terindah dan karangan bunga terbaik
Alat musik terbaik, wewangian dan payung kemuliaan
Pelita terbaik dan dupa terbaik
Aku mempersembahkan persembahan kepada semua Bhatara Jina itu. (5)

Dengan pakaian terbaik dan wewangian terbaik
Dan dengan serbuk wewangian yang tak terhingga setinggi Gunung Mahameru
Semuanya dirangkai dalam susunan terbaik
Aku mempersembahkan persembahan kepada semua Bhatara Jina itu. (6)

Aku juga hendak mempersembahkan kepada semua Bhatara Jina
Persembahan tak ternilai yang tak tertandingi
Berdasarkan kekuatan puja ini demi pemurnian tindakan
Aku memuja dan mempersembahkan persembahan ini kepada semua Bhatara Jina itu. (7)

[Pengakuan]

Apapun kesalahan yang telah saya lakukan
Terdorong oleh keterikatan, kebencian dan ketidaktahuan
Melalui tubuh, ucapan dan pikiran saya
Seluruhnya aku mengakuinya satu persatu. (8)


[Anumondana]

Apakah para Bhatara Jina yang terdapat di kesepuluh penjuru
Arya Bodhisattva atau Pratyeka-buddha atau Arya yang sedang berlatih
Arhat ataupun makhluk biasa
Saya bergembira atas kebajikan apapun yang dilakukan oleh semua makhluk. (9)

[Permohonan Dharmacakra]

Penerang jagad raya yang terdapat di kesepuluh penjuru
Engkau yang telah mencapai Samyaksambodhi dengan pengetahuan yang tiada taranya
Oh Pelindung, demi kebahagiaan semua makhluk
Aku memohon kepadamu putarlah Dharmacakra. (10)


[Permohonan Tetap Tinggal Dalam Samsara]

Engkau yang berpikir hendak memasuki nirvana
Dengan tangan beranjali, demi kebajikan dan kebahagiaan semua makhluk
Aku memohon kepadamu
Tinggalah [dalam samsara] selama berkalpa-kalpa sebanyak atom di alam semesta. (11)

[Pelimpahan Kebajikan]

Kebajikan sekecil apapun yang telah saya kumpulkan
Dari bernamaskara, melakukan persembahan, pengakuan
Anumodana, permohonan [Dharmacakra] dan permohonan [tetap tinggal dalam samsara]
Saya melimpahkan semua kebajikan itu demi tercapainya Samyaksambodhi. (12)

[Mengikuti Para Buddha]

Semoga saya senantiasa memuja para Buddha dari masa lalu
Serta mereka yang saat ini berada dalam semesta di kesepuluh penjuru
Semoga mereka dapat segera datang memenuhi kehendaknya
Dan mencapai Kebuddhaan melalui tingkat Pencerahan. (13)


[Harmonis Dengan Semua Makhluk]

Semoga semua dunia yang terdapat
di kesepuluh penjuru menjadi suci
Serta dipenuhi oleh para Bodhisattva serta Tathagata
Yang menuju pada pohon raja pencerahan. (14)

Semoga semua makluk yang berada disepuluh penjuru
Senantiasa berbahagia bebas dari sakit
Semoga Dharma selaras dengan keinginan
Dari semua makhluk dan memenuhi harapan mereka. (15)

Semoga saya menjalankan segala kegiatan pencerahan
Dan mengingat semoga dapat hidup dialam kehidupan
Dan dalam semua kehidupanku, antara kelahiran dan kelahiran kembali
Semoga saya senantiasa mengabaikan dunia. (16)

Semoga saya mengikuti jejak para Tathagata
Dan sempurna semua kegiatan Arya Samanthabhadra
Murni dalam menjalankan sila
Semoga silaku senantiasa terjaga dan bebas dari pelanggaran. (17)

Semoga saya mengajarkan Dharma dengan setiap lidah
Dalam suara apapun yang dimengerti oleh makhluk hidup
Dalam bahasa dewa, naga, asura
Yaksha serta manusia. (18)

Semoga saya senantiasa tekun
Serta dengan sabar melaksanakan paramita
Semoga saya tidak meninggalkan bodhicitta
Dan menghalau kesalahan yang menodainya. (19)

Bebas dari karma, klesha dan perbuatan yang buruk
Sama seperti bunga teratai yang tak ternoda oleh lumpur
Dengan demikian dalam setiap kelahiran di dunia
Semoga saya tanpa noda, sebagaimana matahari dan bulan di angkasa yang cerah. (20)

Di semua daratan di kesepuluh penjuru
Semoga penderitaan dialam rendah dapat dilenyapkan
Menempatkan orang dalam kebahagiaan
Semoga saya berusaha demi kebajikan semua makhluk. (21)

Menyelesaikan dengan sempurna kegiatan pencerahan
Semoga saya dapat bekerja dengan harmoni dengan kegiatan semua makhluk
Semoga saya melaksanakan dan memperagakan kegiatan Arya Samantabhadra
Sepanjang seluruh kalpa yang akan datang. (22)

Semoga saya senantiasa berhubungan dengan mereka
Yang perbuatannya sama denganku
Semoga saya bertindak sesuai dengan pikiran, ucapan dan perbuatan
Dan semoga pranidhanaku menjadi satu. (23)

Semoga semua teman yang bermaksud membantuku
Dan juga memperagakan kegiatan Arya Samantabhadra
Senantiasa bertemu denganku
Dan semoga saya tidak menyebabkan mereka menderita. (24)

Semoga saya sendiri senantiasa mengingat Tathagata
Yang Terjaga dikelilingi oleh para Bodhisattva
Dan tanpa lelah dalam semua kalpa yang akan datang
Semoga saya senantiasa mempersembahkan kepadanya persembahan yang terbaik. (25)

Semoga saya senantiasa menjunjung tinggi Dharma suci Hyang Buddha
Dan menerangi kegiatan pencerahan
Semoga saya berlatih dalam praktek Arya Samantabhadra
Dalam semua kalpa yang akan datang. (26)

Melalui kelahiran dalam semua alam kehidupan
Semoga saya mengumpulkan kebajikan serta kebijaksanaan yang tiada akhir
Semoga saya menjadi kekayaan yang tak pernah habis
Atas segala kebajikan, kebijaksanaan, dhyana serta moksha. (27)

Semoga saya selalu melihat banyak daratan sebagaimana banyaknya debu
Dalam setiap debu bersemayam
Tak terhingga para Buddha di tengah para Bodhisattva
Dan melakukan kegiatan pencerahan. (28)

Dengan cara ini semoga saya melihat kemanapun
Meskipun dalam setiap butiran debu
Tak terhingga para Buddha dari masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang
Tak terbatas Dharmadatu, serta samudra kalpa. (29)

Semoga saya senantiasa mengingat kata-kata suci Tathagata
Yang dalam setiap kalimatnya merupakan Dharma sempurna
Dan merupakan samudra kata-kata dan bahasa
Tepat sesuai dengan kehendak semua makhluk. (30)

Semoga saya juga memiliki kecerdasan yang sempurna
Untuk mengingat alunan ucapan
Ketika para Buddha dari masa lampau, sekarang dan yang akan datang
Melakukan pemutaran Dharmacakra .(31)

Semoga saya menyelesaikan praktek Bodhisattva
Memasuki masa lalu, sekarang dan yang akan datang dalam saat yang sama
Semoga saya memasuki seluruh kalpa
Yang akan datang dalam satu saat. (32)

Semoga saya dapat melihat seluruh Buddha yang perkasa
Dari masa lampau, saat ini dan yang akan datang dalam satu saat
Semoga saya senantiasa melakukan kegiatannya
Berdasarkan kekuatan pembebasan dari khayalan. (33)

Semoga saya memandang setiap butir debu sebagai bentuk sempurna
Dalam Dharmadatu masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang
Dengan demikian semoga saya memasuki alam
Para Buddha di semua penjuru. (34)

Semoga penerang semesta di masa yang akan datang
Mencapai Kebuddhaan, memutar Dharmacakra
Dan dari kedalaman kedamaian nirvana
Semoga saya senantiasa berada di hadapannya. (35)

Semoga saya meraih kekuatan penerangan dengan sempurna
Dan kekuatan ajaib yang cepat
Kekuatan kesempurnaan dari setiap jalan Dharma
Kekuatan dari segala kebajikan. (36)

Kekuatan dari semua maitri yang dikembangkan
Kekuatan dari kebajikan dalam setiap kebaikan
Kekuatan dari semua prajna paramita
Dan kekuatan dari pengetahuan sempurna, upayakausalya serta samadhi. (37)

Semoga kekuatan perbuatan menjadi dimurnikan
Kekuatan nafsu menjadi dapat diatasi
Kekuatan mara dapat dihancurkan
Dan kekuatan kegiatan Arya Samantabhadra menjadi sempurna. (38)

Semoga samudra daratan menjadi murni
Samudra makhluk hidup dibebaskan
Samudra Dharma terealisasikan
Dan samudra kebijaksanaan dengan sempurna diraih. (39)

Semoga samudra praktek disucikan
Dan samudra pranidhana terkabulkan
Semoga samudra para Buddha tanpa henti terus dipuja
Dan kegiatan pencerahan tanpa lelah terus dilakukan. (40)

Semoga saya dengan sempurna menyelesaikan pranidhana
Untuk mencapai kegiatan guna meraih tingkatan
Para Buddha di masa lalu masa kini serta masa yang akan datang
Sebagaimana kegiatan Arya Samantabhadra. (41)

Putra tertua para Jina
Yang dipanggil Samantabhadra
Saya melimpahkan semua kebajikan itu
Dengan demikian semoga kegiatanku sepertinya. (42)

Semoga tubuh, ucapan, pikiran dan kegiatanku
Demikian pula sekelilingku semoga senantiasa suci
Dan semoga saya menjadi sebanding
Dengan Arya Samantabhadra Pranidhana yang mulia ini. (43)

Semoga saya tanpa rasa lelah menyempurnakan
Aktivitas kebajikan Arya Samantabhadra
Serta pranidhana Bodhisattva Manjushri
Dalam seluruh kalpa yang akan datang. (44)

Semoga kegiatanku tiada batas
Semoga tiada terbatas kebajikanku
Melalui perbaikan yang tiada henti
Semoga saya menyempurnakan seluruh kegiatanku yang menakjubkan. (45)

Batas makhluk hidup adalah
Sebagaimana batas angkasa yang membentang
Batas dari pranidhanaku semoga sebanding
Dengan batas kegiatan serta nafsu-nafsu mereka. (46)


[Kebajikan]

Siapapun yang mempersembahkan kepada para Jina segala kebahagiaan sempurna
Para dewa dan manusia di semua alam di kesepuluh penjuru
Berhiaskan dengan permata, selama berkalpa-kalpa
Sebagaimana debu di alam itu, akan menerima kebajikan agung. (47)

Tetapi barang siapa mendengarkan puja parinama agung ini
Dan menemukan inspirasi dengan penuh keyakinan
Untuk menginginkan dengan sungguh-sungguh penerangan sempurna
Akan menerima kebajikan yang lebih besar dan lebih suci. (48)

Barang siapa memanjatkan Arya Samantabhadra pranidhana ini
Tak akan mengalami kelahiran di alam neraka
Akan terhindar dari teman yang merusak
Dan segera akan melihat Buddha cahaya tanpa batas. (49)

Mereka akan menerima segala kebajikan
Hidup dalam kebahagiaan
Mencapai kelahiran sebagai manusia yang berharga
Dan dengan segera akan menjadi seperti Arya Samantabhadra sendiri. (50)

Meskipun mereka dalam ketidaktahuannya
Melakukan kelima karma terburuk
Akan dapat segera dimurnikan
Dengan mengucapkan Arya Samantabhadra pranidhana ini. (51)

Mereka akan mencapai kebijaksanaan sempurna, wajah yang bersinar
Wujud yang elok, dengan tanda-tanda keberuntungan dan kelahiran mulia
Noda serta kejahatan tidak akan dialaminya
Dan ia akan dihormati di ketiga dunia. (52)

Ia dengan segera akan mencapai pohon pencerahan
Bersemayam di sana demi kebajikan semua makhluk
Sebagai seorang Buddha ia akan memutar Dharmacakra
Menaklukkan bala tentara mara. (53)

Siapapun yang mengetahui, mengajarkan
Atau melafalkan Arya Samantabhadra pranidhana ini
Pasti tak lama lagi akan mencapai Kebuddhaan yang sempurna
Semoga tiada rintangan pencerahan sempurna. (54)

Dalam apapun semoga Manjushri yang perwira
Dan Arya Samantabhadra mengerti bagaimana melimpahkan kebajikan
Karenanya saya melimpahkan kebajikanku sendiri
Dengan demikian aku berusaha menjadi seperti dirinya. (55)

Berdasarkan pelimpahan kebajikan ini
Dipuji sebagai kemuliaan oleh para Jina masa lampau, sekarang maupun yang akan datang
Aku melimpahkan semua akar kebajikan tersebut
Demi tercapainya kegiatan Arya Samantabhadra. (56)

Pada saat aku meninggal
Semoga segala noda tersingkirkan
Dengan demikian saya dapat melihat Buddha cahaya tanpa batas
Dan dapat pergi ke surga kebahagiaan sempurna. (57)

Di bumi penuh kebahagiaan itu
Semoga saya memenuhi semua pranidhana itu
Dan membawa kebajikan bagi semua makhluk
Selama samsara masih berlangsung. (58)

Berbahagia di sana, dalam kehadiran Buddha yang penuh berkah
Semoga saya terlahir dari kuntum bunga teratai yang indah sempurna
Dan Hyang Buddha Amitabha sendiri
Menyatakan pencerahanku sendiri. (59)

Setelah itu semoga saya membawa kebajikan yang tiada batas
Bagi semua makhluk yang terdapat di kesepuluh penjuru
Melalui kekuatan kebijaksanaan sempurna
Dalam kelahiran kebajikan itu. (60)

Berdasarkan kebajikan sekecil apapun yang telah saya kumpulkan
Dengan melafalkan Arya Samantabhadra pranidhana ini
Semoga segala kehendak baik dari semua makhluk
Dapat terkabulkan dalam satu saat. (61)

Melalui kebajikan tanpa batas yang diperoleh
Dari melimpahkan kebajikan Arya Samantabhadra-pranidhana juga
Semoga tak terhingga makhluk yang terlepas dari mengalami penderitaan
Mencapai tingkat Hyang Buddha Amitabha. (62)

Ketika Bodhisattva Mahasattva Samantabhadra selesai mengucapkan slokha-slokha suci mengenai Mahapranidhana-raja tersebut dihadapan para Tathagata, Sudhana Kumara diliputi oleh kebahagiaan yang tak terhingga, dan semua Bodhisattva dipenuhi oleh kesukacitaan yang luar biasa. Sang Tathagata memuji, “Sungguh baik sekali! Sungguh baik sekali!”

Dalam pertemuan, dimana Dharma yang mulia dan tingkat pembebasan yang tiada terlukiskan ini dinyatakan, disana hadir Sang Sugata, serta sejumlah besar makhluk-makhluk suci, para Bodhisasttva dan Mahasattva, bersama-sama dengan Bodhisattva Manjushri sebagai pemimpin pertemuan. Maha Bodhisattva bersama enam ribu orang para bhiksu yang dilatihnya yang dipimpin oleh Arya Maitreya. Seluruh Maha Bodhisattva dari masa Bhadrakalpa yang dipimpin oleh Bodhisattva Vimala Samantabhadra. Pratyeka Buddha Ekajati, yang berada dalam tingkatan Murdhadhichikata, bersama sejumlah besar para Bodhisattva serta lainya dari sepuluh penjuru berbagai dunia, yang kesemuanya hadir dalam pertemuan agung ini. Makhluk-makhluk yang agung serta mulia dari samudera jagat raya yang sebanyak butiran debu di seluruh dunia, mereka semua dipimpin oleh Yang Mahabijaksana Sariputera dan Mahamaugalyayana. Disana juga hadir banyak sekali para Sravaka, dewa, surapati, naga, yaksa, gandharva, garuda, kinara dan mahoraga, manusia serta bukan manusia. Semua yang hadir setelah mendengarkan ajaran Sang Buddha, mendapatkan berkah kebahagiaan agung penuh keyakinan untuk menyelami (pranidhana).

Berakhir disini Pranidhana dari Bodhisattva Samantabhadra.


GaṆḌavyūhasūtram; SamantabhadracaryāpraṆidhānam
Copyright: Pandita Sumatijnana dan Bhumisambhara
JAKARTA, 2008